Akhlak

Pengertian Akhlak Tasawuf dan Dasar Dalil

Pengertian Akhlak Tasawuf dan Dasarnya dalam Al-Quran dan Hadits Nabi. Akhlak secara bahasa berasal dari Bahasa Arab dari bentuk jamak Khuluqun yang artinya budi pekerti, perilaku atau tabiat. Akhlak juga berakar dari kata Khalaqa, khaliq dan makhluq. Khalaqa berarti menciptakan, membuat. Khaliq berarti sang pencipta atau yang membuat dan makhluk berarti yang diciptakan dalam hal ini adalah manusia.

Maka pengertian akhlak merujuk pada etimologi di atas adalah bahwa dalam akhlak mengandung makna kertepaduan antara kehendak yang menciptakan dengan budi pekerti atau perilaku manusia sehingga diharapkan dapat terjalin hubungan yang baik antara Sang pencipta (Tuhan) dengan yang diciptakan dan antara makhluk (manusia) dengan manusia yang lain.

Pengertian Akhlak Tasawuf Secara Istilah

Secara istilah akhlak dapat diartikan nilai-nilai atau sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang (baik atau buruk) yang mendorong seserang secara spontan tanpa berpikir atau mempertimbangkan sesuatu yang melahirkan tindakan atau perbuatan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Tindakan atau perbuatan tersebut berhubungan dengan tiga domain penting yaitu meliputi pengetahuan (koginitif), tindakan, tingkah laku secara langsung (psikomotor) dan afektif (perasaan)

Pengertian Akhlak Tasawuf

Pengertian Tasawuf

Tasawuf secara bahasa berasalah dari kata atau istilah berikut ini:

  1. Ahlus suffah yaitu orang-orang yang semasa hidupnya di isi dengan selalu mengingat dan beribadah kepada Allah
  2. Shafa yang artinya orang-orang yang senantiasa membersihkan dan menyucikan dirinya kepada dihadapan Allah
  3. Shaff yang artinya barisan dalam sholat
  4. Saufi dari bahasa yunani yang identik dengan arti hikmah atau kebijaksanaan

Pengertian tasawuf secara istilah adalah setiap usaha yang ditujukan untuk memerpbaiki, memperindah, melatih jiwa, mensucikan hati, mempertinggi iman dengan berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan mental rohaniah sehingga tercermin akhlak yang baik dan mulia dengan ilmu dan amal untuk mendekatkan diri kepada Allah sang pencipta.

Pengertian ilmu tasawuf

Ilmu tasawuf adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang cara-cara atau usaha-usaha untuk memperindah diri, memerpbaiki, memperindah, melatih jiwa, mensucikan hati, mempertinggi iman dengan berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan mental rohaniah sehingga tercermin akhlak yang baik dan mulia dengan ilmu dan amal untuk mendekatkan diri kepada Allah sang pencipta dengan berpegang teguh pada ajaran Allah dalam Al-Quran dan Syariat Nabi Muhammad.

Tujuan penting dalam ilmu tasawuf adalah tidak tergiur dengan dunia, selalu mengingat Allah mengenal dan mendekati Allah (Ma’rifatullah) serta mahabbatullah atau cinta kepada Allah dengan sebenar-benarnya.

Perbedaan Akhlak Tasawuf dengan Ilmu Tasawuf

Akhlah tasawuf adalah akhlak atau budi pekerti, perilaku, tabiat, nilai-nilai, atau sifat-sifat dalam jiwa manusia baik kognitif, afektif, psikomotor yang baik dan mulia sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an dan sebagaimana perilaku Nabi

Ilmu Tasawuf adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara atau usaha-usaha untuk memperindah diri, memerpbaiki, memperindah, melatih jiwa, mensucikan hati, mempertinggi iman agar perilaku, tabiat, budi pekerti sesuai dengan perilaku Rasulullah SAW yaitu akhlak yang mulia.

Dasar Akhlak Tasawuf

Dalam Al-Quran :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: wahai orang-orang yang beriman ! Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan merekanpun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya ), Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Ma’idah [5]:54)

Dalam Hadits Nabi:

مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ نَفْسَهُ

Artinya: Barang siapa yang menegnal dirinya sendiri, maka akan mengenal Tuhannya.

إِنْ إِقْتَرَبَ الْعَبْدُ إِلَيَّ شبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ

Artinya: Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, dan jika datang kepada-ku berjalan, maka Aku dating kepadanya berlari. (H.R. Bukhari)

كُنْتُ كَنْزًا مَخْفِيًّا فَأَحْبَبْ أَنْ أُعْرَفَ فَخَلَقْتُ الْخَلْقَ فَبِيْ عَرَفُوْنِيْ

Artinya:Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, maka Aku menjadikan makhluk agar mengenalKu.

Dasar Ilmu Tasawuf

Surat Al-Baqarah Ayat 115

وَلِلَّهِ ٱلْمَشْرِقُ وَٱلْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا۟ فَثَمَّ وَجْهُ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Surat Al-Baqarah Ayat 186

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Surat Qof Ayat 16

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

Surat Al-Kahfi Ayat 65

فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا

“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button